My Blog.
Lomba Blog UNTAN : Bersama UNTAN MEMBANGUN NEGERI

PERANCANGAN BASIS DATA

Nama : Kevin Albert Setiawan
NIM     : D1041161012
Pada tulisan saya kali ini, saya akan membahas tentang Perancangan Basis Data.
Saya akan membahas beberapa poin penting di bawah ini :
  1. Fase - Fase Perancangan Basis Data
    • Analisis dan Pengumpulan Data
      • Aktivitas - Aktivitas Pengumpulan Data dan Analisa
    • Perancangan Basis Data Secara Konseptual
    • Pemilihan DBMS
    • Data Model Mapping (Perancangan Basis Data Secara Logika)
    • Perancangan Basis Data Secara Fisik
    • Implementasi Sistem Basis Data
    • SDLC (System Development Life Cycle) Basis Data

    Fase - Fase Perancangan Basis Data

    Secara khusus, dalam fase-fase perancangan basis data ini ada 2 aktivitas yang berjalan secara bersamaan atau paralel, yaitu:
    1. Aktivitas-aktivitas yang melibatkan perancangan isi maupun struktur dari data dan basis data.
    2. Aktivitas mengenai perancangan pemrosesan basis data dan aplikasi-aplikasi software.
    Langkah-langkah atau fase dibawah tidak selalu dijalankan secara berurut, kadang kala dapat dilakukan fase lain terlebih dahulu sebelum fase yang lainnya menyusul. Berikut adalah fase-fase perancangan basis data:

    • Analisis dan Pengumpulan Data (Requirements Collection and Analysis)

    Merupakan fase dimana terjadinya proses indentifikasi dan analisa berbagai kebutuhan data. Proses ini bisa disebut dengan pengumpulan data dan analisa dimana ada beberapa aktivitas yang dilakukan dalam pengumpulan data dari para pemakai dan aplikasi.  
    1. Menentukan Kelompok Pemakai dan Bidang-Bidang Aplikasinya.
      • Melakukan penentuan aplikasi utama dan kategori siapa saja pengguna yang akan menggunakan basis data. Pengguna utama dari setiap kategori pengguna dan bidang aplikasi yang telah ditentukan merupakan peserta utama pada fase-fase berikutnya dari pengumpulan dan spesifikasi data.
    2. Peninjauan Dokumentasi Yang Ada.
      • Menyangkut segala jenis dokumen yang ada yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi harus dipelajari dan dianalisa. Sedangkan dokumen lainnya seperti kebijakan-kebijakan, laporang, form, dan bagan organisasi harus ditinjau kembali dan diuji apakah semua itu berpengaruh terhadap proses spesifikasi dan kumpulan data yang ada.
    3. Analisa Lingkungan Operasi dan Pemrosesan Data
      • Semua informasi, baik yang sudah ada sekarang maupun informasi yang akan datang harus diperinci dan dipelajari. Jenis transaksi yang ada serta frekuensi transaksinya, termasuk arus informasi yang ada di dalam sistem juga harus dianalisa. Informasi yang ada di dalam sistem tersebut adalah berupa input dan output data.
    4. Daftar Pertanyaan dan Wawancara
      • Pertanyaan harus selalu disiapkan selalu melakukan wawancara. Kemudian jawaban dari pertanyaan tersebut yang berasal dari para pemakai basis data yang berpotensi dikumpulkan. Pengguna utama dari setiap kategori yang ada dapat diwawancarai sehingga banyak mendapatkan input dari mereka dan memperhatikan informasi yang berharga tersebut dan juga mengadakan prioritas.

    • Perancangan Basis Data Secara Konseptual (Conceptual Design)

    Merupakan fase yang bertujuan untuk menghasilkan skema konseptual untuk basis data yang tergantung pada DBMS yang spesifik. Yang sering digunakan adalah hight-level data seperti model ERD (Entity Relationship Diagram) selama fase ini. Dalam skema konseptual ini, aplikasi-aplikasi basis data yang diketahui harus dirincikan bersama dengan transaksi-transaksi yang mungkin.
    Fase dalam perancangan basis data secara konseptual ini memiliki 2 aktivitas paralel, yaitu:

    1. Perancangan Skema Konseptual.
      • Tahap ini berfungsi guna menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu basis data yang merupakan hasil dari fase "Analisis dan Pengumpulan Data" dan menghasilkan sebuah skema konseptual basis data pada DBMS High-Level Independent Model seperti model ERD (Entity Relationship Diagram). Skema ini daat dihasilkan atas penggabungan berbagai macam kebutuhan pengguna dan secara langsung membuat skema basis data atau dengan merancang skema-skema yang terpisah dari kebutuhan semua pengguna dan kemudian menggabungkan skema-skema tersebut. Model data yang digunakan pada perancangan skema konseptual ini adalah Independent DBMS dan tahap selanjutnya adalah pemilihan DBMS untuk melaksanakan rancangan tersebut.
    2. Perancangan Transaksi
      • Tahap ini berfungsi guna menguji aplikasi-aplikasi basis data yang kebutuhannya telah dianalisa pada fase "Analisis dan Pengumpulan Data" dan menghasilkan perincian untuk transaksi yang ada. Pada tahap ini dilakukan pembuatan flowchart dan kegunaan tahap ini yang diproses secara paralel bersama dengan fase perancangan skema konseptual adalah untuk merancang karakteristik dalam transaksi-transaksi basis data yang diketahui pada Independent DBMS.Transaksi yang ada ini nantinya akan digunakan untuk memanipulasi dan memproses basis data suatu saat dimana basis data tersebut akan dilaksanakan.

    • Pemilihan DBMS (Choice of DBMS)
    Ada beberapa faktor yang ditinjau dalam menentukan basis data, yaitu:
    1. Faktor Teknik
      • Bagaimana keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (hierarki, jaringan, dan relasional), jalur akses pendukung DBMS, struktur penyimpanan, pengguna, dan lainnya.
    2. Faktor Ekonomi dan Organisasi
      • Struktur data, jika ada data yang tersimpan dalam basis data berdasarkan struktur hierarki, maka suatu jenis hierarki dari DBMS harus dipikirkan.  
      • Pengguna yang telah terbiasa dengan sistem, jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan DBMS, maka dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
      • Tersedianya layanan purna jual yang keberadaan dari fasilitas pelayanannya sangat dibutuhkan dalam rangka membantu memecahkan beberapa masalah sistem.

    • Logical Design (Data Model Mapping)
    Fase selanjutnya dari perancangan basis data, yakni adalah pembuatan sebuah skema konseptual dan skema eksternal dari DBMS yang sudah dipilih pada fase sebelumnya. Pada fase ini, skema konseptual yang sudah dibuat kemudian ditransformasikan dari High-Level Data Model yang digunakan pada fase sebelumnya ke dalam model data dari DBMS yang baru saja dipilih.
    Pemetaan dapat diproses dalam 2 tingkat, yaitu:
    1. Pemetaan system-independent.
      • Merupakan proses pemetaan ke dalam model data DBMS yang tidak mempertimbangkan karakteristik atau berbagai hal khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tersebut.
    2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik.
      • Merupakan proses pengaturan skema yang dihasilkan sebelumnya untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang digunakan di DBMS yang telah dipilih. 
    Fase ini menghasilkan perintah-perintah DDL (Data Definition Language) dalam bahasa DBMS yang telah dipilih yang menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari sistem basis data. Tetapi dalam beberapa kasus, perintah DDL memasukkan parameter-parameter rancangan fisik sehingga DDL yang lengkap harus menunggu kelengkapan dari fase perancangan basis data secara fisik. Fase ini akan dimulai setelah pemilihan sebuah implementasi model data sambil menunggu DBMS yang spesifik dipilih.

    • Perancangan Basis Data Secara Fisik (Physical Design)
    Merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur akses pada setiap file basis data demi mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini dirancanglah spesifikasi-spesifikasi untuk basis data yang disimpan. Spesifikasi tersebut berhubungan dengan struktur penyimpanan fisik, jalur akses, dan penempatan record. Berhubungan dengan skema internal (pada istilah 3 level arsitektur DBMS)
    Berikut adalah beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan basis data secara fisik: 
    1. Response Time
      • Merupakan waktu untuk mengakses basis data, terutama untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response Time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan atau antrian dari sistem operasi atau penundaan komunikasi.
    2. Space Utility
      • Merupakan jumlah dari ruang penyimpanan yang digunakan oleh berbagai jenis file basis data dan struktur jalur akses.
    3. Transaction Throughput
      • Merupakan rata-rata jumlah transaksi yang bisa di proses setiap menitnya oleh sistem basis data dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi seperti yang digunakan pada booking atau pemesanan tempat di pesawat, bank, dan lainnya. Tahap ini menghasilkan penentuan awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file di dalam basis data.

    • Implementasi Sistem Basis Data (Implementation)
    Merupakan fase akhir setelah perancangan tahap perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, disini dapat dilaksanakan sistem basis data. Perintah-perintah dalam DDL dan DML (Data Manipulation Language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema basis data dan file file basis data yang kosong. Kemudian basis data tersebut dimuat dan disatukan dengan datanya. Jika data harus diubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang ada mungkin secara rutin akan diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke basis data yang baru. Segala transaksi basis data sudah harus dilaksanakan oleh para programmer aplikasi. Spesifikasi secara konseptual kemudian diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari DML tertanam (embedded) yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat, transaksi tersebut telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam basis data, maka fase awal perancangan hingga implementasi telah selesai dilaksanakan. Kemudian akan diteruskan dengan fase operasional dari sistem basis data.

    SDLC (System Development Life Cycle) Basis Data

    Sebuah sistem informasi tidak terpisahkan dari basis data dan untuk membangun sistem tersebut memerlukan langkah-langkah yang jelas. Hal yang penting adalah mengetahui bahwa hidup aplikasi sistem informasi tidak selalu berurutan, melainkan melibatkan beberapa langkah pengulangan yang biasanya disebut sebagai feedback loop. Contohnya adalah masalah yang ditemui selama perancangan sistem informasi harus mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan tambahan. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan langkah-langkah membangun sebuah sistem informasi berbasis komputer, biasanya disebut sebagai Siklus Hidup Sistem Informasi (System Development Life Cycle / SDLC) :

    Berikut adalah penjelasan dari perancangan sistem informasi sebagai siklus hidup sistem informasi :
    1. Database
      • Tahap ini dilakukan untuk menentukan model data dari basis data yang ingin dikembangkan.
    2. System Definition
      • Tahap ini menentukan ruang lingkup aplikasi sistem informasi berupa para pemakai, awal dan berakhirnya sistem.
    3. Requirements Collection and Analysis
      • Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan analisa dari hasil data yang telah terkumpul dan untuk mengetahui penjelasan yang lebih lengkap mengenai apa saja yang harus dilakukan dalam tahap perancangan basis data.
    4. Database Design and Apllication Design
      • Tahap ini merupakan tahap perancangan basis data dan perancangan aplikasi dari sistem informasi. Tahap ini meliputi tahap perancangan basis data secara konseptual, logical, dan fisik.
    5. Implementation
      • Tahap ini berisi pemrosesan dari penulisan definisi basis data secara konseptual, eksternal, dan internal, pembuatan file-file basis data yang osong, serta implementasi aplikasi yang telah dirancang ke dalam kode program perangkat lunak yang telah digabung dengan sistem basis data yang dibuat.
    6. Data Loading and Conversion
      • Tahap ini melakukan pemasukkan data ke dalam sistem dan selanjutnya melakukan konversi-konversi dari sistem yang lama ke sistem yang baru.
    7. Testing
      • Tahap ini pengujian sistem dalam hal input/output dan proses untuk menghasilkan suatu pengujian yang menyeluruh sehingga dapat diketahui apabila ada kesalahan sistem, operasi, maupun kesalahan dalam proses.
    8. Operational and Maintenance
      • Tahap ini berjalan beriringan dengan tahap pengoperasian , sistem yang secara konstan memonitor dan memelihara basis data. Penambahan dan pengembangan data dan aplikasi perangkat lunak dapat terjadi. Modifikasi dan pengaturan kembali basis data juga mungkin dilakukan dari waktu ke waktu.

      Sekian dan terima kasih.
      Tunggu postingan selanjutnya.....
      Kevin Albert Setiawan Kevin Albert Setiawan Author

      DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)

      Nama : Kevin Albert Setiawan
      NIM     : D1041161012
      Pada tulisan saya kali ini, saya akan membahas tentang Database Management System (DBMS).
      Saya akan membahas beberapa poin penting di bawah ini :

      1. Abstraksi Data
        • External View
        • Conceptual View
        • Internal/Physical View
      2. Komponen - Komponen DBMS
      3. Model - Model Data pada DBMS
        • Model Hierarki
        • Model Jaringan
        • Model Relasi
      4. DDL dan DML

      Abstraksi Data

      Abstrak bisa diartikan sebagai penggambaran informasi-informasi yang ada secara kasar sehingga dapat diketahui secara langsung oleh pembaca atau pengguna keseluruhan isi yang akan ada di dalam sebuah bacaan, aplikasi, dll. Semuanya ditulis dengan cermat dan singkat. Abstrak juga dituliskan diluar dari kesimpulan serta kritik ataupun saran dari penulis atau pemrogram suatu aplikasi.
      Data adalah sekumpulan informasi yang sudah diolah atau informasi-informasi yang didapatkan dari berbagai sumber, bisa dari survey, kuesioner, wawancara, atau cara lainnya.
      Jadi abstraksi data dapat kita artikan sebagai penggambaran secara kasar kumpulan data yang sudah ada sehingga dapat digunakan sedemikian rupa dalam pembentukan atau pembuatan database. Dalam pembuatan database ini akan dibutuhkan proses manajemen sistem yang disebut dengan DBMS atau Database Management System.
      Suatu sistem, dalam hal ini DBMS, yang sudah berjalan dengan baik menyembunyikan hal-hal rinci tentang bagaimana data-data yang sudah ada disimpan, digunakan, dikelola, ataupun dihapus dalam/dari suatu database atau basis data hanya agar bertujuan memudahkan user atau pengguna dalam menggunakan aplikasi yang diprogram mengatur sistem dari database tersebut.
      Berikut adalah beberapa hal dalam abstraksi data yang perlu diketahui dalam menyusun suatu sistem basis data atau database :

      • External View

      External view juga bisa disebut sebagai level tertinggi dalam abstraksi data. Pada level ini yang dibahas hanyalah sebagian kecil kata kunci dari keseluruhan database yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Misalnya aplikasi Dapodik di SMA, yang menjadi hal-hal pentingnya adalah siswa, guru, kelas, walikelas, jadwal pelajaran, dan mata pelajaran.

      • Conceptual View

      Conceptual View biasanya dipakai oleh seorang Database Administrator (DBA) yang isinya menggambarkan dan menunjukkan data apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan sistem database nanti. Semua data yang ada akan disusun ke dalam tabel-tabel tertentu. Misalnya data siswa akan disusun ke dalam "Tabel Siswa", data guru disusun ke dalam "Tabel Guru", dan seterusnya...

      • Internal/Physical View
      Internal/Physical View merupakan tingkatan terendah dalam abstraksi data. Tingkatan ini terbilang sangatlah kompleks karena harus berisikan tentang bagaimana semua data tadi disimpan, termasuk juga hubungan-hubungannya dengan data lainnya. Misalnya data guru masing-masing bisa menjadi wali kelas, di setiap kelas terdiri dari sejumlah siswa, semua ini diatur oleh relasi tertentu.

      Komponen - Komponen DBMS

      Sebuah DBMS terbentuk oleh karena 5 komponen penting, yaitu :

      • Data

      Data merupakan komponen terpenting dalam membuat DBMS. Tanpa adanya data, sistem yang akan dibuat tidak akan ada gunanya sama sekali. Semua itu dikarenakan data adalah komponen yang menjadi jembatan penghubung antara komponen mesin dan komponen manusia. Basis data memiliki berbagai jenis data, bisa dari tabel, indeks, file, bahkan hingga obyek-obyek secara detail.

      • Prosedur

      Seperti yang kita ketahui, prosedur berisi langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Prosedur dalam DBMS bisa diartikan sebagai aturan-aturan dalam mendesain serta menggunakan sistem basis data. User dari sistem basis data sangatlah memerlukan dokumentasi yang berisi tentang bagaimana cara menggunakan sistem tersebut secara jelas.

      • Brainware / User / Pengguna 

      Pengguna merupakan komponen yang juga tak kalah pentingnya karena pengguna lah yang melakukan segala aktivitas yang bersangkutan dengan sistem basis data ini. Mulai dari pengumpulan informasi dan diolah menjadi data, perancangan sistem, pembuatan sistem, sampai dengan pengelola sistem baik administrator maupun end-user.

      • Perangkat Lunak

      Perangkat lunak yang dimaksud disini adalah perangkat lunak program/aplikasi untuk basis data itu sendiri serta sistem informasi yang digunakan secara bersamaan demi membentuk DBMS yang bisa berjalan dengan baik. Perangkat lunak ini yang nanti akan melakukan hal-hal tertentu kepada data yang disediakan, seperti mengolahnya, menyimpannya, mengubahnya, mengambil datanya, menghapusnya, dsb. Perangkat lunak ini juga dapat melakukan sistem pengamanan data, pengamanan konsistensi data atau keakuratan data, serta mengatur pemakaian data secara bersamaan. Termasuk juga pengaturan dalam penggunaan jaringan.

      • Perangkat Keras

      Perangkat keras ini meliputi segala perangkat komputer seperti mainframe (processor, hard disk, memori, dsb), perangkat jaringan, serta perangkat input/output lainnya untuk digunakan oleh pengguna agar dapat mengolah dan mengelola sistem basis data.

      Model - Model Data pada DBMS

      Pada tulisan ini, model basis data yang akan saya bahas adalah Record Based Data Model (RBDM) atau bisa kita sebut sebagai model data berbasis Record. Berikut adalah tiga jenisnya :

      • Model Hierarki
      Model Hierarki juga biasa dikenal dan desibut dengan istilah model pohon karena strukturnya seperti sebuah pohon (tree structure) karena model ini bertingkat. Setiap elemen penyusun dalam model hierarki ini disebut dengan node yang terdiri dari rincian data, agregat data, serta record.
      Berikut adalah istilah-istilah yang sering digunakan dalam model hierarki :
        • Root = merupakan node dengan tingkatan tertinggi di sebuah hierarki.
        • Parent = merupakan node yang memiliki tingkatan lebih tinggi.
        • Child = merupakan node yang memiliki tingkatan lebih rendah.
        • Leaves = merupakan node dengan tingkatan terendah di sebuah hierarki.

      • Model Jaringan
      Model jaringan merupakan model yang sangat mirip dengan model hierarki. Hanya saja dalam model jaringan, satu child bisa memiliki lebih dari satu parent.

      • Model Relasi
      Model data relasional merupakan model yang paling sering digunakan saat ini karena model relasi terbilang lebih sederhana dan mudah untuk dipahami programmer yang akan membuat atau memprogram sistem basis data nantinya. Model ini dibuat sedemikian rupa menjadi berbentuk tabel yang berisi beberapa kelompok data. Biasanya juga disebut sebagai tabel relasi. Tabel relasi menggunakan model tabel dua dimensi, yaitu baris dan kolom yang menggambarkan sekumpulan berkas data.

      DDL dan DML

      • Data Definition Language (DDL)
      DDL menggunakan sub bahasa SQL yang perintahnya merupakan perintah SQL untuk membangun basis data, dengan cara mengubah dan membuat struktur data serta definisi tipe data dalam basis data seperti tabel, view, trigger, index, dll. 
      Contoh dari DDL ini adalah sebagai berikut :
        • Create = perintah yang digunakan untuk membuat sesuatu yang baru, termasuk tabel baru, view baru, kolom baru, dll
          • contoh : create table siswa (nis char(10) primary key,nama_siswa varchar(20), nilai integer(3),alamat  varchar(30);
        • Alter = perintah yang digunakan untuk mengubah struktur tabel, termasuk menghapus kolom, menambah kolom, menambah atribut, mengubah kolom, dll
          • contoh : alter table siswa rename peserta_didik;
        • Drop = perintah yang digunakan untuk menghapus basis data dari tabel
          • contoh : alter table 'siswa' drop 'alamat';
      • Data Manipulation Language (DML)
      DML merupakan sub bahasa SQL yang digunakan untuk memanipulasi atau mengolah pekerjaan menyangkut data yang berada pada tabel basis data.
      Contoh dari DML ini adalah sebagai berikut :

        • Insert = perintah yang digunakan untuk memasukkan data baru ke dalam tabel.
          • contoh : Insert into siswa values (“1359187525”, “Siswa A”,”75”)
        • Select = perintah yang digunakan untuk memilih, mengambil, atau menampilkan data dari tabel relasi. Jika data ditampilkan, dapat ditampilkan melalui tampilan aplikasi maupun langsung pada layar prompt SQL.
          • contoh ; Select nama_siswa from siswa where nilai = 75;
        • Update = perintah yang digunakan untuk mengubah atau memperbarui data yang lama menjadi data terbaru. Perintah ini akan langsung menghapus data lama dan diganti dengan yang baru.
          • contoh : >siswa set nilai = ‘75’ = 70;
        • Delete = perintah yang digunakan untuk menghapus data yang sudah tidak diperlukan dari tabel. Data yang sudah dihapus tidak dapat dikembalikan lagi.
          • contoh: delete form siswa;

      Sekian dan terima kasih.
      Tunggu postingan selanjutnya.....
      Kevin Albert Setiawan Kevin Albert Setiawan Author

      Pengikut

      Digital Clock

      Clocks for website
      <a href="http://www.clock4blog.eu">clock for blog</a>

      Popular Posts

      Translator

      English French German Spain

      Italian Dutch Russian Brazil

      Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
      Translate Widget by Google